Transmigrasi Dan Proses Marjinalisasi Ekonomi Orang-Orang Papua Di Tanah Papua

Authors

  • Rahmat Hidayat Universitas Tadulako

DOI:

https://doi.org/10.59581/jmk-widyakarya.v2i1.2740

Keywords:

Neoliberal Development, Papuan People, Economic Marginalization

Abstract

The development project through transmigration in 1984 to several islands in Indonesia, including Papua, was a neoliberal program supported directly by the World Bank. The transmigration project has opened up new consumption spaces, as well as starting the economic marginalization of the local population in Papua. The increase in the Papuan population along with the transmigration program during the New Order era was apparently unable to improve the welfare of indigenous Papuans. Transmigration in Papua succeeded in introducing new cultures or modes of economic production that replaced the old modes of production practiced by Papuans. The transmigration program in Papua has been the beginning of the economic marginalization of indigenous Papuans. The economic inequality generated by the transmigration project results in discrimination against indigenous Papuans in the field of economic endeavors. This is what happens to Papuan mothers who have to be willing to walk on sacks in front of large kiosks for immigrants in Papua. The aim of writing this article is to provide an overview of the economic marginalization created by the neoliberal development project in Papua.

 

References

Buku dan Jurnal:

Ajoi, K. M. 2016. Kedudukan Pribumi-Pendatang di Pasar dan kantor:Konflik (HORIZONTAL) Ekonomi-Politik di Papua.

Ajoi, K. M. (2016). Kedudukan Pribumi-Pendatang di Pasar dan kantor:Konflik (HORIZONTAL) Ekonomi-Politik di Papua.

Anderson, B. (1987, April). Indonesia: How Did The Generals Die? Southeast Asia Program Publications at Cornell University.

Ar, M. (2017, November 28). humas.id. Retrieved Mei Minggu, 2018, from https://www.humas.id/pembangunan-jalan-trans-papua-demi-keadilan-sosial-bagi-seluruh-indonesia/

Baswir, R. (2003). Di Bawah Ancaman IMF. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Belss, S. A. (2013). Mempertegas Dialog Jakarta-Papua Dengan Instrumen "Basic Need", Interest" and "Position". In E. J. Sarapung, 100 Orang Indonesia Angkat Pena Demi Dialog Papua (p. 57). Yogyakarta: Interfidei.

Bernstein, H. (2010). Class Dynamics of Agrarian Change: Agrarian Change and Peasant Study. Canada: Fernwood.

Fakih, M. (2009). Buntunya Teori Pembangunan. Yogyakarta: InsistPress.

Fakih, M. (2009). Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyskarta: InsistPress.

Hardiman, F. B. (2017). Hak-Hak Asasi Manusia: Polemik dengan Agama dan Kebudayaan. Yogyakarta: PT kansius.

Harvey, D. (2010). IMPREALISME: Geneologi dan Logika Kapitalisme Kontemporer. Yogyakarta: Resist Book.

Herlambang, W. (2014). Kekerasan Budaya Pasca 1965:Bagaimana Orde Baru melegitimasi Anti-Komunisme Melalui Sastra dan Film. Jakarta: Marjin Kiri.

Irwanto, B. (2017). Film, Ideologi, dan Militer:Hegemoni Militer dalam Sinema Indonesia. Yogyakarta: Warning Books.

Julie Southwood, P. F. (2013). Teror Orde Baru: Menyelewengkan Hukum dan Propoganda. Jakarta: Komunitas Bambu.

Kartikasari, S. N. (2012). Ekologi Papua. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kasendra, P. (2016). SOEHARTO:Bagaimana Ia Bisa Melanggengkan Kekuasaan Selama 32 Tahun? jakarta: Kompas.

Kusumo, H. (2012). Perubahan Sosial Ekonomi di Manokwari (1898 – 1962). JURNAL ILMU SOSIAL, Volume 10, No.3, Desember 2012, 165.

Lestranigsih, D. (2011). Gerwani: Kisah Tapol Wanita di Kamp Plantungan. Jakarta: Kompas.

Luthfia, A. R. (2016). Pergulatan Asa Di Tanah Papua: Diperjuangkan, Dilupakan dan Dirangkul kembali. In A. P. Purbokusumo, Indonesia Bergerak 2: Mozaik Kebijakan Publik di Indonesia 2016 (p. 258). Yogyakarta: IGPA.

Marhinus, P. (2012). Solving Papuan Grievances: An Introduction. Jakarta: UI-Press.

Mariana, A. (2015). Perbudakan Seksual:Perbandingan Antara Massa Fasisme Jepang dan Neofasisme Orde Baru. Jakarta: Marjin Kiri.

Marzali, A. (2015). Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: Kencana.

Narwaya, T. G. (2010). Kuasa Stigma dan Represi Ingatan. Yogyakarta: RESIST BOOK.

Noer, A. C. (Director). (1984). Penghianatan G30S PKI [Motion Picture].

Pembangunan Dalam Pusaran Globalisasi. (2014). In M. Presilla, Pembagunan Ekonomi dan Kerusakan Lingkungan di Vietnam (pp. 79-104). Yogyakarta: Ombak.

Polanyi, K. (1957). The Great Transformation: The Political and Economic Origins Of Our Time. New York: BeaconPress.

Rachman, N. F. (2017). Panggilan Tanah Air. Yogyakarta: InsistPress.

Rich, B. (1999). Menggadaikan Bumi: Bank Dunia Mepmiskinan Lingkungan dan Krisis Pembangunan. Jakarta: International NGO Forum on Indonesia Development.

Rich, B. (1999). Menggadaikan Bumi: Bank Dunia, Pemiskinan Lingkungan dan Krisis Pembangunan. Jakarta: Infid.

Robinson, R. (2012). Soeharto dan Bangkitnya Kapitalisme Indonesia. Jakarta: Komunitas Bambu.

Robison, R. (2012). Soeharto dan Bangkitnya Kapitalisme Indonesia. jakarta: Komunitas Bambu.

Roosa, J. (2017). Dalih Pembunuhan Massal:Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto. Temanggung: Kendi.

Sarapung, E. J. (2013). 100 Orang Indonesia Angkat Pena Demi Dialog Papua. In S. A. Bless, Mepertegas Dialog Jakarta-Papua Dengan Instrumen "Basic Need", "interest" and "Posistion" (p. 57). Yogyakarta: Interfidei.

Savitri, L. A. (2013). Korporasi dan Politik Perampasan Tanah. Yogyakarta: Insist Press.

Simorangkir, E. (2017, Februari Selasa). Sorong-Merauke Tersambung Jalan Darat Berkat Trans Papua, Ini Rutenya. Retrieved Mei Jumat, 2018, from DetikFinance: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3415454/sorong-merauke-tersambung-jalan-darat-berkat-trans-papua-ini-rutenya

Suryawan, I. N. (2017a). Papua Versus papua. Yogyakarta: Labirin.

Suryawan, I. N. (2017a). Suara-Suara Yang Dicampakkan: Ontran-Ontran Tak Berkesudahan di Bumi Papua. Yogyakarta: BasaBasi.

Suryawan, I. N. (2017b). Papua Versus Papua: Perubahan dan Perpecahan Budaya. Yogyakarta: BasaBasi.

Suryawan, I. N. (2017b). Suara-Suara yang Dicampakkan: Ontaran-Ontaran Tak Berkesudahan di Bumi Papua. Yogyakarta: Basa Basi.

Tornquist, O. (2011). Penghancuran PKI. Jakarta: Komunitas Bambu.

Toyiban. (2017, Februari Rabu). papuabarat.antaranews.com. Retrieved Mei Minggu, 2018, from https://papuabarat.antaranews.com/berita/715/tiongkok-sasaran-terbesar-ekspor-papua-barat

Wekke, I. S. (2017). Migrasi Bugis dan Madura di Selatan Papua Barat:. Intelektualita: Volume 06, Nomor 02, 164.

Widjojo, M. S. (2009). Papua Road Map: Negotiating the Past, Improving the Present and securing the Future. Jakarta: YOI.

Wonda, S. (2009). Jeritan Bangsa: Rakyat Papua Barat Mencari Keadilan. Yogyakarta: Galang Press.

Yoman, S. S. (2013). Apakah Indonesia Menduduki dan Menjajah Bangsa papua? Tantangan dan Harapan Masa Depan Bangsa Papua Dalam Pemaksaan Nasionalisme Keindonesiaan dan Iprealisme Kapitalis di Papua. Papua Barat: Cendrawasih Press.

Yoman, S. S. (2013). Apakah Indonesia Menduduki dan Menjajah Bangsa Papua? Tragedi dan Harapan Masa Depan Bangsa Papua Dalam Pemaksaan Nasionalisme Keindonesiaan dan Imprealisme Kapitalis di Papua. Papua Barat: CendrawasihPress.

Downloads

Published

2024-01-26

How to Cite

Rahmat Hidayat. (2024). Transmigrasi Dan Proses Marjinalisasi Ekonomi Orang-Orang Papua Di Tanah Papua. Jurnal Mahasiswa Kreatif, 2(1), 230–249. https://doi.org/10.59581/jmk-widyakarya.v2i1.2740

Similar Articles

<< < 1 2 3 4 5 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.