Penyalahgunaan Mobil Dinas di Tinjau dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemeberantasan Tindak Pidana Korupsi di Lingkungan Pemerintahan Kota Kupang

Authors

  • Krisanti Maria Nana Universitas Nusa Cendana
  • Daud Dima Tallo Universitas Nusa Cendana
  • Bhisa Vitus Wihelmus Universitas Nusa Cendana

DOI:

https://doi.org/10.59581/jhsp-widyakarya.v2i3.3527

Keywords:

Official Car Misuse, Law Enforcement, Corruption Crime

Abstract

The purpose of this research is to analyze the misuse of official cars in review of Law Number 31 of 1999 in conjunction with Law Number 20 of 2001 concerning the eradication of criminal acts of corruption in the Kupang City Government. This research uses Empirical Legal Research method with primary data legal sources collected through interviews with respondents and observation of the research location as well as secondary legal data sources collected through literature study or document study. The results of the research indicate that the misuse of official cars related to the crime of corruption, namely abuse of authority in this case the misuse of official cars in the crime of corruption refers to the formulation of Article 3 of the Law on Criminal Acts of Corruption (UUTPK), namely with the aim of benefiting oneself or another person or a corporation abusing the authority, opportunity or means available to him because of his position or position that can harm state finances. Law enforcement against the misuse of official cars outside the office, namely: preventive law enforcement and repressive law enforcement. From the results of the study, the researcher concluded that the regulation of the minister of home affairs number 7 of 2006 concerning the standardization of local government work facilities and infrastructure article 1 letter g, what is meant by official vehicles is government property that is used only for official purposes, consisting of individual service vehicles, operational service vehicles / official service vehicles, and special service vehicles / fields.Conclusion related to law enforcement efforts against the misuse of official cars outside the office, namely carried out by preventive and repressive actions. 

References

Amiruddin. (2010). Korupsi dalam pengadaan barang dan jasa.

Arief, B. N. (1998). Aspek kebijakan penegakan pengembangan hukum pidana. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Atmasasmita, R. (1992). Kapita Selekta Kriminologi. Bandung: PT Refika Aditma.

Ensiklopediaindonesia.com. (n.d.). Retrieved from http://www.ensiklopediaindonesia.com

Fimela.com. (2022). 7 faktor internal dan eksternal penyebab terjadinya korupsi di Indonesia. Retrieved from https://www.fimela.com/lifestyle/read/4895746/7-faktor-internal-dan-eksternal-penyebab-terjadinya-korupsi-di-indonesia

Hartanti, E. (2005). Tindak pidana korupsi. Jakarta: Sinar Grafika.

Hartanti, E. (2012). Tindak pidana korupsi.

Haya, H. Z. (2014). Skripsi, Tinjauan kriminologi terhadap kejahatan korupsi pengadaan barang dan jasa bagi kepentingan pemerintahan.

Hiariej, E. O., Krisnawati, D., & DKK. (2006). Bunga rampai hukum pidana khusus. Jakarta: Pena Pundi Aksara.

Hot.liputan6.com. (2021). 12 faktor penyebab korupsi secara umum: internal dan eksternal. Retrieved from https://hot.liputan6.com/read/4590319/12-faktor-penyebab-korupsi-secara-umum-internal-dan-eksternal

Ishaq. (2017). Metode penelitian hukum dan penulisan skripsi, tesis serta disertasi. Bandung: Alfabeta.

Kartanegara, S. (2001). Hukum pidana bagian satu. Jakarta: Balai Lektur Mahasiswa.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1995 tentang hari kerja di lingkungan lembaga pemerintah. Presiden Republik Indonesia.

Komisi Pemberantasan Korupsi. (2006). Memahami untuk membasmi: Buku panduan untuk memahami tindak pidana korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Komisi Pemberantasan Korupsi. (2022). Ayo kenali dan hindari 30 jenis korupsi ini.

Kristian, & Gunawan, Y. (2015). Tindak pidana korupsi. Bandung: Refika Aditma.

Kristian, & Gunawan, Y. (2017). Tindak pidana korupsi.

Latief, A. (2014). Hukum administrasi dalam praktik tindak pidana korupsi. Jakarta: Prenada Media Group.

Pasal 12c ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.

Pope, J. (2002). Strategi memberantas korupsi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Suradji. (2006). Manajemen kepegawaian negara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Thalib, A. R. (2008). Hukum keuangan negara/daerah dan tindak pidana korupsi. Palu: Catur Utama.

Tim Garda Tipikor. (2016). Kejahatan korupsi. Yogyakarta: Rangkang Education.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Jakarta.

Waluyo, B. (2016). Pemberantasan tindak pidana korupsi (Strategi dan optimisasi). Jakarta: Sinar Grafika.

Published

2024-06-13

How to Cite

Krisanti Maria Nana, Daud Dima Tallo, & Bhisa Vitus Wihelmus. (2024). Penyalahgunaan Mobil Dinas di Tinjau dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemeberantasan Tindak Pidana Korupsi di Lingkungan Pemerintahan Kota Kupang. Jurnal Hukum Dan Sosial Politik, 2(3), 285–301. https://doi.org/10.59581/jhsp-widyakarya.v2i3.3527

Similar Articles

<< < 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.