Pertanggungjawaban Hukum Dalam Kasus Perjanjian Pinjam Nama Pada Fitur Shopee Pinjam

Authors

  • Amia Eka Putri Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret
  • Suraji Suraji Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret

DOI:

https://doi.org/10.59581/deposisi.v2i3.3620

Keywords:

Name Loan Agreement, Legal Liability, Shopee Pinjam

Abstract

Technological developments have given rise to various new innovations to make it easier to fulfill human needs, one of which is online lending and borrowing services. Shopee Pinjam or SPinjam is an example of an online loan service that includes standard clauses in the contract agreed by the debtor. The problem that often occurs due to easy access to borrowing and lending through SPinjam is misuse of data for other people's needs or what is known as name lending. The purpose of writing this research is to find out how legal accountability is given to the parties. The research method used is a normative research method, with deduction analysis techniques. The results of this research indicate that the name borrowing agreement made between the name borrower and the name giver is an oral agreement that has weak legal force. This agreement is only binding on the party making it without any intervention from SPinjam. Legal responsibility regarding the repayment of SPinjam is an absolute responsibility that must be fulfilled by the debtor who agrees. The name borrower cannot be burdened with legal responsibility because the name borrowing agreement has not been specifically regulated in positive law in Indonesia so that the solution to the problem that can be done is by deliberation between the name borrower and the name giver.

References

Artikel Jurnal

Arifin, Z., Soegianto, S., & Sulistyani, D. (2020). Perlindungan hukum perjanjian kemitraan pengadaan barang/jasa pemerintah pada bidang konstruksi. Jurnal Usm Law Review, 3(1), 59. https://doi.org/10.26623/julr.v3i1.2134

Asep Sungkawa, & Widda Windiyani. (2022). Shopeepay Later ditinjau dari hukum ekonomi. Al-Hanan: Jurnal Ilmiah Hukum Ekonomi Syariah, 1(2), 12–22.

Cahyasabrina, G. T., & Winanti, A. (2023). Perlindungan hukum terhadap perjanjian pinjam nama penggunaan Paylater jika terjadi wanprestasi. 6(2), 673–688.

Ismi Putri, O. I., Pratama, F. U., & Najicha, F. U. (2021). Keabsahan perjanjian pinjam nama antara warga negara asing terhadap warga negara Indonesia. UNES Law Review, 4(2), 190–197. https://doi.org/10.31933/unesrev.v4i2.222

Latianingsih, N. (2012). Tanggung jawab pelaku usaha dalam transaksi elektronik. Ekonomi dan Bisnis, 11(2), 71–76.

Lestari, H. D. (2012). Otoritas jasa keuangan: Sistem baru dalam pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan. Jurnal Dinamika Hukum, 12(3), 12–18. https://doi.org/10.20884/1.jdh.2012.12.3.127

Lestari, N. T., Murtadlo, M. A., Fakultas Syariah, & Iain Ponorogo. (2023). Praktik utang-piutang pada Shopee Pinjam menurut teori Qard (studi kasus di Desa Nglandung Kabupaten). 3(1), 1–16. https://doi.org/10.21154/antologihukum.v3i1.2314

Mazaya, S. S., Djumardin, D., & Suhartana, L. W. P. (2023). Perjanjian pinjam dana online pada platform belanja Shopee (studi tentang Shopee Pinjam). Jurnal Education and Development, 11(2), 471–479. https://doi.org/10.37081/ed.v11i2.3283

Mulyati, E. (2016). Asas keseimbangan pada perjanjian kredit perbankan dengan nasabah pelaku usaha kecil. Jurnal Bina Mulia Hukum, 1(1), 36–42. https://doi.org/10.23920/jbmh.v1n1.4

Novinna, V. (2020). Perlindungan konsumen dari penyebarluasan data pribadi oleh pihak ketiga: Kasus fintech peer-to-peer lending. Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), 9(1), 92. https://doi.org/10.24843/jmhu.2020.v09.i01.p07

Pardosi, R. O. A. G., & Primawardani, Y. (2020). Perlindungan hak pengguna layanan pinjaman online dalam perspektif hak asasi manusia. Jurnal HAM, 11(3), 353. https://doi.org/10.30641/ham.2020.11.353-368

Pasaribu, P., & Zulfa, E. A. (2021). Akibat hukum identitas palsu dalam akta perjanjian kredit yang melibatkan pihak ketiga pemberi jaminan. Jurnal USM Law Review, 4(2), 535. https://doi.org/10.26623/julr.v4i2.4050

Purborini, V. S. (2022). Aspek hukum perjanjian dalam sistem Shopee Spinjam pada kegiatan kredit online di Indonesia. MLJ Merdeka Law Journal, 3(1), 79–88.

Ramadhan, S. H., Firdaus, Y. F., Sunlaydi, D. B., & Mierkhahani, R. (2022). Upaya hukum kredit bermasalah bagi bank di masa pandemi Covid-19. Jurnal Usm Law Review, 5(2), 523. https://doi.org/10.26623/julr.v5i2.5270

Wijayanti, T. (2019). Kekuatan hukum perjanjian tidak tertulis atau perjanjian lisan. Jurnal Hukum Bisnis, 1(1), 7.

Buku

Marzuki, P. M. (2007). Penelitian hukum. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Muhammad, A. (1993). Hukum perdata Indonesia. Bandung: Citra Adytia Bakti.

Muhammad, A. (2010). Hukum perusahaan Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Internet

Aries, A. (2013). Tentang pembuktian perjanjian tidak tertulis. Diakses dari https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt51938378b81a3/tentang-pembuktianperjanjian-tidak-tertulis/ pada tanggal 29 April 2024, pukul 22.00 WIB.

Wibowo, T. T. (2013). Perjanjian simulasi. Diakses dari http;//www.jurnalhukum.com/perjanjian-simulasi/ pada tanggal 7 November 2023, jam 10.00 WIB.

Published

2024-06-19

How to Cite

Amia Eka Putri, & Suraji Suraji. (2024). Pertanggungjawaban Hukum Dalam Kasus Perjanjian Pinjam Nama Pada Fitur Shopee Pinjam. Deposisi: Jurnal Publikasi Ilmu Hukum, 2(3), 20–31. https://doi.org/10.59581/deposisi.v2i3.3620

Similar Articles

<< < 4 5 6 7 8 9 10 11 12 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.