Mandok Hata pada Malam Tahun Baru: Merenungkan Makna Pengampunan dalam Budaya Batak dan Ajaran Kristen

Kolose 3:13

Authors

  • Tia Devita Manik Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
  • Marchelino Ozora Comito Napitupulu Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
  • Veronika Tumangger Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

DOI:

https://doi.org/10.59581/jpat-widyakarya.v2i4.4433

Keywords:

Batak Culture, Forgiveness, Mandok Hata

Abstract

In the article titled "Mandok Hata on New Year's Eve: Reflecting on the Meaning of Forgiveness in Batak Culture and Christian Teachings (Colossians 3:13)", the author uses a qualitative approach through the analysis of literature related to Mandok Hata and forgiveness. The Mandok Hata ritual on New Year’s Eve reflects spiritual and social values, where the Batak Toba community apologizes to each other, strengthens family ties, and creates an atmosphere of reconciliation. The author asserts that forgiveness in Christian teaching, as an unconditional gift of God, is internalized in this practice. This article shows that forgiveness and Mandok Hata are complementary, encouraging social and spiritual harmony, as well as starting the new year with a clean and loving heart.

References

Caputo, J. D., Dooley, M., & Scanlon, M. J. (1997). Tuhan yang mungkin namun serius. September 1997.

Derung, T. N. (2022). Upaya pengampunan keluarga Kristiani menurut Injil Matius. In Theos: Jurnal Pendidikan Dan Theologi, 1(3), 74–83. https://doi.org/10.56393/intheos.v1i3.530

Jonar Situmorag. (2022). Mitologi Batak. Yogyakarta: Cahaya Harapan.

Marbun, T. (2023). Kajian teologis terhadap tradisi manulangi dalam budaya Batak Toba. TEVUNAH: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 1(1), 54–70. https://doi.org/10.59361/tevunah.v1i1.4

Sihombing, M. L., Permadi, R. R. R. A., & Yani, T. G. (2023). Mengembangkan karakter Kristus berdasarkan Kolose 3:12-17 dalam kehidupan orang Kristen pada masa kini. Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Dan Pendidikan, 7(2), 12–17. https://doi.org/10.51730/ed.v7i2.142

Simanjuntak, B. A. (n.d.). Konsepku membangun bangso Batak. Jakarta: Yayasan Pustaka Indonesia.

Simanjuntak, E., Prasetyo, E., Simanjuntak, H., Girsang, R., & Prodi Teologi, Stt Real. (2019). Konsep menderita menurut Kolose 2:24 dan implikasinya bagi orang Kristen. 4(1), 69–77.

Simbolon, I. M., Togatorop, M. T., Ginting, D., Prasetyo, E., & Prodi Teologi, Prodi Teologi. (2019). Implementasi terapi kognitif terhadap kepahitan berdasarkan Efesus 4:31-32. Real Didache: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 4(2), 31–32.

Sukendar, Y. (2017). Pengampunan menurut Kitab Suci Perjanjian Baru. SAPA - Jurnal Kateketik Dan Pastoral, 2(2), 24–39. https://doi.org/10.53544/sapa.v2i2.38

Vergouwen, M. (1986). Masyarakat dan hukum adat Batak Toba. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.

Vinet, L., & Zhedanov, A. (2011). A “missing” family of classical orthogonal polynomials. Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–14. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201

Vinet, L., & Zhedanov, A. (2011). Pemahaman jemaat HKBP Dame terhadap mand. Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44, XLIV. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201

Downloads

Published

2024-12-13

How to Cite

Tia Devita Manik, Marchelino Ozora Comito Napitupulu, & Veronika Tumangger. (2024). Mandok Hata pada Malam Tahun Baru: Merenungkan Makna Pengampunan dalam Budaya Batak dan Ajaran Kristen : Kolose 3:13. Jurnal Pendidikan Agama Dan Teologi, 2(4), 223–228. https://doi.org/10.59581/jpat-widyakarya.v2i4.4433